Nilai relijius Masjid Agung Demak itu dipandang amat identik dengan sifat Walisongo khususnya figur Sunan Kalijogo.
Merupakan bangunan masjid tertua di Jawa terletak di pusat Kota Demak. Antara Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijogo di Kadilangu memiliki nilai historis, yang terkait pada masa Kerajaan Demak dan masa Walisongo. Di kompleks masjid tidak ditemukan artefak yang terkait dengan Walisongo tetapi masjid ini dimengerti sebagai masjid peninggalan Walisongo dari periode kekuasaan Kesultanan Demak. Di dalam kompleks masjid terdapat makam keluarga Sultan Demak dan keturunannya (Kusyanto,2020).
Menurut Kusyanto (2020), kedua artefak arsitektur, Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijogo, terletak di dua wilayah kelurahan yang berbeda, menjadi penanda Demak. Masjid Agung Demak terletak di Kelurahan Bintoro dan makam Sunan Kalijogo terletak di Kelurahan Kadilangu. Kedua kelurahan tersebut berada di Kecamatan Demak. Letak Masjid Agung Demak di tepian jalur jalan raya Pantura Jawa Tengah yang menghubungkan Semarang, Demak, Kudus tepatnya berada di sebelah barat alun-alun kota. Di sebelah kanan masjid terdapat kantor pusat pemerintahan Kabupaten Demak. Berhadapan dengan Masjid terdapat Lembaga Pemasyarakatan. Tidak jauh dari kantor Kabupaten Demak, di tepi jalan raya Demak-Kudus, terdapat Pasar Demak. Di selatan alun-alun terdapat bangunan sekolah dan jalan raya Semarang-Demak. Masjid Agung Demak dikelilingi perkampungan penduduk yaitu Kampung Kauman. Lenggok aliran Sungai Tuntang diantara bebangunan tersebut seolah menyatukan dalam sebuah garis sumbu yang tak kentara dan imajiner.