Salah satu wujud dari pengembangan pariwisata yang berbasis pada komunitas di Kota Demak adalah pembentukan paguyuban dokar wisata.
Dokar dulunya merupakan sebuah kendaraan berkuda ringan yang awalnya didesain untuk kegiatan berburu. Kereta ringan dilengkapi dengan sebuah kotak di belakang kursi saisnya untuk membawa seekor atau beberapa ekor anjing pemburu. Kotak tersebut dapat diubah menjadi bangku kedua. Seorang pemuda atau anak kecil yang disebut Tiger berdiri di kotak bagian belakang kereta untuk membantu atau melayani pengendara.
Bentuk kendaraan dokar ini berubah dengan cepat pada abad ke-19, dan memunculkan berbagai variasi nama untuk jenis yang berbeda-beda. Dog-cart versi Amerika memiliki empat roda dan sebuah kompartemen untuk membawa binatang hasil buruan. Dog-cart memiliki kesamaan dengan phaeton, yaitu kereta dengan seekor kuda yang sporty dan ringan. Muncul berbagai variasi yang lebih baru antara lain kereta dengan satu kuda, biasanya beroda dua dan tinggi, dengan dua bangku melintang yang saling memunggungi. Dalam bahasa Inggris kendaraan ini disebut bounder. Di India, kendaraan ini disebut tumtum. Ada pula versi Prancis yang memiliki empat roda dan dua bangku yang saling memunggungi sehingga disebut dos-à-dos (Musthofa, 2020)